Mengenal Hidroponik


Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Dikalangan umum, istilah ini dikenal sebagai “bercocok tanam tanpa tanah”, termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih.

Pada perkembangan selanjutnya, media air diganti dengan media yang lebih praktis, efesien dan lebih produktif. Cara kedua ini lebih mendapat sambutan dibandingkan cara yang hanya menggunakan media air. Oleh karenanya, pada perkembangan selanjutnya, teknik itu disebut hidroponik. Hidroponik ini kemudian dikembangkan secara komersial.


Dahulu, peneliti yang bekerja di laboratorium fisilogi tumbuhan sering bermain-main dengan air sebagai media tanam dengan tujuan uji coba bercocok tanam tanpa tanah. Sebagian orang menganggap metode itu sebagai aquakultur (bercocok tanam di dalam air). Uji coba tersebut ternyata berhasil dan patut diberi acungan jempol sehingga banyak ahli agronomi yang terus mengembangkan cara tersebut.


Menurut literatur, bertanam secara hidroponik telah dimulai ribuan tahun yang lalu. Diceritakan, ada taman gantung di Babilon dan taman terapung di Cina yang bisa disebut sebagai contoh hidroponik. Lebih lanjut diceritakan pula, di Mesir, India dan Cina, manusia purba sudah kerap menggunakan larutan pupuk organik untuk memupuk semangka, mentimun dan sayuran lainnya dalam bedengan pasir di tepi sungai. Cara bertanam seperti ini kemudian disebut river bef cuultivation.

Ketika ahli patologis tanaman menggunakan nutrien khusus untuk media tanam muncullah istilah nutri culture. Setelah itu, bermunculan istilah water culuture, solution culture dan gravel bed culture untuk menyebutkan hasil percobaan mereka yang menanam sesuatu tanpa menggunakan tanah sebagai medianya.

Terakhir pada tahun 1963, istilah hidroponik lahir, istilah ini diberikan untuk hasil dari Dr. WF. Gericke, seorang agronomis dari univeristas Calivornia, USA, berupa tanaman tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak berisi mineral hasil uji cobanya.

Sejak itu, hidroponik yang berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebutkan pengerjaan atau bercocok tanam, dinobatkan untuk menyebut segala aktifitas bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Gericke ini menjadi sensasi saat itu, foto dan riwayat kerjanya menjadi headline surat kabar, bahkan ia sempat dinobatkan menjadi orang berjasa abad 20, hidroponik tidak lagi sebatas skala laboratorium, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat diterapkan oleh siapa saja termasuk ibu rumah tangga. Jepang yang kalah dari sekutu dan tanahnya tandus akibat bom atom, pada tahun 1950 secara gencar menerapkan hidroponik.

Kemudian negara lain seperti Irak, Bahrain dan negara-negara penghasil minyak yang tanahnya berupa gurun pasir dan tandus pun ikut menerapkan hidroponik.

Keberhasilan metode hidroponik tergantung dari keberhasilan wadah, media, dan tanaman yang digunakan. Oleh karena itu, semua media dan wadah yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu.

Salah satu caranya adalah dengan dipanaskan atau dicuci sehingga bebas dari hama dan penyakit. Setelah media dan wadah hidroponik dibersihkan, barulah tanaman ditanam pada media tersebut, kemudian diberikan larutan nutrisi hidroponik. Larutan ini mengandung unsur makromolekul, mikromolekul, hormon dan bahan mineral yang dibutuhkan tanaman.

Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat luas. Lebih hemat waktu dan tenaga karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu dan dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.

Keuntungan menggunakan teknik hidroponik adalah hasil tanaman berkualitas tinggi, bebas penyakit, penanaman tidak harus mengikuti musim tanam, tidak memerlukan tanah yang lebih luas, serta penggunaan air dan pupuk menjadi lebih hemat.
Tanaman hidroponik bisa dilakukan skala kecil di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman hidroponik antara lain ramah lingkungan, hemat air karena penggunaan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.


Tanaman hidroponik menjadi unggul bukan hanya dikalangan pebisnis tanaman dan sayuran tetapi juga dikalangan masyarakat yang hobi bercocok tanam terutam di daerah urban dan perkotaan. Beberapa tanaman hidroponik yang umum adalah sayur-sayuran seperti pakchoy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, dan beberapa jenis tananaman lainnya.

Sumber: Buletin Puspa Agro.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Popular Posts

Artikel Terbaru

sekapur

lahan pertanian dan bercocok tanam kian tergerus perumahan penduduk dan industri. kritisnya lahan hijau, kebutuhan lahan seiring laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan, Muncul keprihatinan, hadir komunitas Agro Wira ARSA, kemandirian masyarakat, penyediaan ketersediaan pangan system hidroponik, peningkatan kualitas pengetahuan, usaha pertanian hidroponik produktif, pelestarian lingkungan hidup, masyarakat mandiri sejahtera dan bahagia, menanam sayuran, Pelatihan hidroponik, praktek hidroponik, pemberdayaan masyarakat diharapkan lahir agen-agen perubahan yang diyakini ada di masyarakat binaan

Tentang Kami

Hubungi

Nama

Email *

Pesan *

Followers

Pengunjung

Follow us on Facebook :P