Cara Tanam Hidroponik Vertikal

Pengertian hidroponik vertikur

Hidroponik vertukultur adalah sistem bercocok tanam secara hidroponik dan dilakukan secara vertikal. Tanaman yang dibudidayakan disusun dalam model bertingkat dari bawah ke atas. Tujuan utamanya yaitu mendayagunakan lahan yang luasnya sangat terbatas atau sempit secara lebih optimal.




Melalui teknik ini bisa dibudidayakan sekitar 30 tanaman di lahan yang luasnya hanya sekitar 50 x 50 cm saja. Dapat dibayangkan perbedaannya, bagaimana seandainya budidaya tanaman tersebut diaplikasikan secara tradisional dan konvensional. Dalam sistem konvensional, lahan yang dibutuhkan mencapai beberapa meter persegi.

Teknik hidroponik vertikultur

Teknik hidroponik vertikultur dapat diterapkan dengan cara menggunakan beberapa macam tempat atau wadah seperti pot, botol plastik bekas, pipa paralon, polybag dan lainnya. Semua tinggal disesuaikan dengan keinginan atau kreatifitas orang yang membudidayakan tanaman.

Tidak berbeda dengan sistem hidroponik lainnya, dalam penerapannya hidroponik vertikultur juga tidak menggunakan tanah atau lahan sebagai media tanamnya. Media tersebut juga sama dengan media untuk hidroponik biasa seperti arang sekam, cocopeat, perlite, rockwoll serta yang lainnya.



Demikian pula dengan sistemnya, dapat diselaraskan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Misalnya wick atau sistem sumbu, NFT, fergitasi atau dutch bucket. Kemudian untuk tempat peletakannya bisa memilih pagar, membuat rak dan lainnya sebagaimana yang sering dipakai dalam pembuatan taman vertikal.

Adapun jenis tanaman yang bisa di budidayakan secara hidroponik vertukultur yaitu tanaman yang ukurannya tidak terlalu besar. Contohnya antara lain bayam, kangkung, kemangi, tomat, cabai, bawang merah atau putih, selada, sawi, terong dan sebagainya.


contoh penerapan vertikultur

Beberapa tips:

Syarat utama yang harus dipenuhi ketika mempraktekan sistem hidroponik vertikular adalah tempat untuk meletakan media tanam harus kuat dan tidak mudah roboh. Jenis dan ukurannya bebas, namun tetap harus disesuaikan menurut jenis tanaman yang dibudidayakan. Misalnya untuk tanaman sayur seperti bayam, sawi atau kangkung, wadahnya bisa berupa pipa paralon diameter 3 inchi atau botol plastik bekas minuman.

Sedangkan tanaman yang panennya berbentuk buah seperti terong, cabai dan tomat sebaiknya memakai wadah yang besar seperti paralon yang ukuran diameternya 4 inchi. Tujuannya agar bisa menampung media tanam dalam jumlah yang lebih banyak.

Untuk media tanamnya, harus bersifat porous atau gembur dan mempunyai unsur hara yang menjadi kebutuhan tanaman. Selain itu pasokan mataharinya harus cukup sehingga tanaman hidroponik vertikultur bisa tumbuh secara optimal. Karena itulah penempatannya harus selalu diperhatikan agar bisa terkena pancaran sinar matahari paling sedikit 6 jam setiap hari.

Semoga penjelasan tentang hidroponik vertikular ini bisa diambil manfaatnya sekaligus dapat dipraktekan dengan segera.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Popular Posts

Artikel Terbaru

sekapur

lahan pertanian dan bercocok tanam kian tergerus perumahan penduduk dan industri. kritisnya lahan hijau, kebutuhan lahan seiring laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan, Muncul keprihatinan, hadir komunitas Agro Wira ARSA, kemandirian masyarakat, penyediaan ketersediaan pangan system hidroponik, peningkatan kualitas pengetahuan, usaha pertanian hidroponik produktif, pelestarian lingkungan hidup, masyarakat mandiri sejahtera dan bahagia, menanam sayuran, Pelatihan hidroponik, praktek hidroponik, pemberdayaan masyarakat diharapkan lahir agen-agen perubahan yang diyakini ada di masyarakat binaan

Tentang Kami

Hubungi

Nama

Email *

Pesan *

Followers

Pengunjung

Follow us on Facebook :P