• Agro 1

    Ilmu pengetahuan ibarat padang pasir dan bintang di malam yang gelap, untuk itu kejarlah ilmu sekuat daya dan upaya

  • Agro 2

    Sesulit apapun suatu pekerjaan akan lebih mudah jika dipelajari dengan sungguh-sungguh.

  • Agro 3

    Sebuah rencana yang hebat dapat gagal hanya karena ketidaksabaran.

  • Agro 4

    Teruslah menjadi orang yang mencari ilmu kapanpun dan dimanapun.

  • Agro 5

    Jangan beramal tanpa ilmu, jangan berilmu tanpa amal.

Cara Tanam Hidroponik Vertikal

Pengertian hidroponik vertikur

Hidroponik vertukultur adalah sistem bercocok tanam secara hidroponik dan dilakukan secara vertikal. Tanaman yang dibudidayakan disusun dalam model bertingkat dari bawah ke atas. Tujuan utamanya yaitu mendayagunakan lahan yang luasnya sangat terbatas atau sempit secara lebih optimal.




Melalui teknik ini bisa dibudidayakan sekitar 30 tanaman di lahan yang luasnya hanya sekitar 50 x 50 cm saja. Dapat dibayangkan perbedaannya, bagaimana seandainya budidaya tanaman tersebut diaplikasikan secara tradisional dan konvensional. Dalam sistem konvensional, lahan yang dibutuhkan mencapai beberapa meter persegi.

Teknik hidroponik vertikultur

Teknik hidroponik vertikultur dapat diterapkan dengan cara menggunakan beberapa macam tempat atau wadah seperti pot, botol plastik bekas, pipa paralon, polybag dan lainnya. Semua tinggal disesuaikan dengan keinginan atau kreatifitas orang yang membudidayakan tanaman.

Tidak berbeda dengan sistem hidroponik lainnya, dalam penerapannya hidroponik vertikultur juga tidak menggunakan tanah atau lahan sebagai media tanamnya. Media tersebut juga sama dengan media untuk hidroponik biasa seperti arang sekam, cocopeat, perlite, rockwoll serta yang lainnya.



Demikian pula dengan sistemnya, dapat diselaraskan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Misalnya wick atau sistem sumbu, NFT, fergitasi atau dutch bucket. Kemudian untuk tempat peletakannya bisa memilih pagar, membuat rak dan lainnya sebagaimana yang sering dipakai dalam pembuatan taman vertikal.

Adapun jenis tanaman yang bisa di budidayakan secara hidroponik vertukultur yaitu tanaman yang ukurannya tidak terlalu besar. Contohnya antara lain bayam, kangkung, kemangi, tomat, cabai, bawang merah atau putih, selada, sawi, terong dan sebagainya.


contoh penerapan vertikultur

Beberapa tips:

Syarat utama yang harus dipenuhi ketika mempraktekan sistem hidroponik vertikular adalah tempat untuk meletakan media tanam harus kuat dan tidak mudah roboh. Jenis dan ukurannya bebas, namun tetap harus disesuaikan menurut jenis tanaman yang dibudidayakan. Misalnya untuk tanaman sayur seperti bayam, sawi atau kangkung, wadahnya bisa berupa pipa paralon diameter 3 inchi atau botol plastik bekas minuman.

Sedangkan tanaman yang panennya berbentuk buah seperti terong, cabai dan tomat sebaiknya memakai wadah yang besar seperti paralon yang ukuran diameternya 4 inchi. Tujuannya agar bisa menampung media tanam dalam jumlah yang lebih banyak.

Untuk media tanamnya, harus bersifat porous atau gembur dan mempunyai unsur hara yang menjadi kebutuhan tanaman. Selain itu pasokan mataharinya harus cukup sehingga tanaman hidroponik vertikultur bisa tumbuh secara optimal. Karena itulah penempatannya harus selalu diperhatikan agar bisa terkena pancaran sinar matahari paling sedikit 6 jam setiap hari.

Semoga penjelasan tentang hidroponik vertikular ini bisa diambil manfaatnya sekaligus dapat dipraktekan dengan segera.
Share:

Mengenal Hidroponik


Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Dikalangan umum, istilah ini dikenal sebagai “bercocok tanam tanpa tanah”, termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih.

Pada perkembangan selanjutnya, media air diganti dengan media yang lebih praktis, efesien dan lebih produktif. Cara kedua ini lebih mendapat sambutan dibandingkan cara yang hanya menggunakan media air. Oleh karenanya, pada perkembangan selanjutnya, teknik itu disebut hidroponik. Hidroponik ini kemudian dikembangkan secara komersial.


Dahulu, peneliti yang bekerja di laboratorium fisilogi tumbuhan sering bermain-main dengan air sebagai media tanam dengan tujuan uji coba bercocok tanam tanpa tanah. Sebagian orang menganggap metode itu sebagai aquakultur (bercocok tanam di dalam air). Uji coba tersebut ternyata berhasil dan patut diberi acungan jempol sehingga banyak ahli agronomi yang terus mengembangkan cara tersebut.


Menurut literatur, bertanam secara hidroponik telah dimulai ribuan tahun yang lalu. Diceritakan, ada taman gantung di Babilon dan taman terapung di Cina yang bisa disebut sebagai contoh hidroponik. Lebih lanjut diceritakan pula, di Mesir, India dan Cina, manusia purba sudah kerap menggunakan larutan pupuk organik untuk memupuk semangka, mentimun dan sayuran lainnya dalam bedengan pasir di tepi sungai. Cara bertanam seperti ini kemudian disebut river bef cuultivation.

Ketika ahli patologis tanaman menggunakan nutrien khusus untuk media tanam muncullah istilah nutri culture. Setelah itu, bermunculan istilah water culuture, solution culture dan gravel bed culture untuk menyebutkan hasil percobaan mereka yang menanam sesuatu tanpa menggunakan tanah sebagai medianya.

Terakhir pada tahun 1963, istilah hidroponik lahir, istilah ini diberikan untuk hasil dari Dr. WF. Gericke, seorang agronomis dari univeristas Calivornia, USA, berupa tanaman tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak berisi mineral hasil uji cobanya.

Sejak itu, hidroponik yang berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebutkan pengerjaan atau bercocok tanam, dinobatkan untuk menyebut segala aktifitas bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Gericke ini menjadi sensasi saat itu, foto dan riwayat kerjanya menjadi headline surat kabar, bahkan ia sempat dinobatkan menjadi orang berjasa abad 20, hidroponik tidak lagi sebatas skala laboratorium, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat diterapkan oleh siapa saja termasuk ibu rumah tangga. Jepang yang kalah dari sekutu dan tanahnya tandus akibat bom atom, pada tahun 1950 secara gencar menerapkan hidroponik.

Kemudian negara lain seperti Irak, Bahrain dan negara-negara penghasil minyak yang tanahnya berupa gurun pasir dan tandus pun ikut menerapkan hidroponik.

Keberhasilan metode hidroponik tergantung dari keberhasilan wadah, media, dan tanaman yang digunakan. Oleh karena itu, semua media dan wadah yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu.

Salah satu caranya adalah dengan dipanaskan atau dicuci sehingga bebas dari hama dan penyakit. Setelah media dan wadah hidroponik dibersihkan, barulah tanaman ditanam pada media tersebut, kemudian diberikan larutan nutrisi hidroponik. Larutan ini mengandung unsur makromolekul, mikromolekul, hormon dan bahan mineral yang dibutuhkan tanaman.

Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat luas. Lebih hemat waktu dan tenaga karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu dan dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.

Keuntungan menggunakan teknik hidroponik adalah hasil tanaman berkualitas tinggi, bebas penyakit, penanaman tidak harus mengikuti musim tanam, tidak memerlukan tanah yang lebih luas, serta penggunaan air dan pupuk menjadi lebih hemat.
Tanaman hidroponik bisa dilakukan skala kecil di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman hidroponik antara lain ramah lingkungan, hemat air karena penggunaan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.


Tanaman hidroponik menjadi unggul bukan hanya dikalangan pebisnis tanaman dan sayuran tetapi juga dikalangan masyarakat yang hobi bercocok tanam terutam di daerah urban dan perkotaan. Beberapa tanaman hidroponik yang umum adalah sayur-sayuran seperti pakchoy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, dan beberapa jenis tananaman lainnya.

Sumber: Buletin Puspa Agro.
Share:

Merajut Asa Bertanam Hidroponik

Untuk bisa melaksanakan rencana ini, kami merangkul teman teman yang kemudian bersepakat membentuk kelompok kegiatan ekonomi produktif .Dari kegiatan tersebut kami berencana menggiatkan kesadaran lingkungan, misal pemanfaatan dan pengolahan sampah , penataan saluran drainase. Harapannya kegiatan ini bisa menjadi embrio dan batu loncatan untuk Dusun dan Kampung kami bisa tertata lebih baik.

Semarang-Banyubiru. Kelompok penggiat usaha ekonomi produktif ternyata mulai menjamur di berbagai daerah, sebut saja Ponimin (45 th) adalah warga Dusun Kampung Ngendo, meskipun dengan keterbatasan permodalan dia mencoba merajut asa memulai menggiatkan kegiatan ekonomi produktif.
Dia berencana merubah image Dusunnya yang kerkesan kumuh dan semrawut agar bisa berubah menjadi lebih tertata rapi.

"Untuk bisa melaksanakan rencana ini, kami bisa saja mengusulkan bantuan permodalan pihak pemerintah atau dinas terkait, namun memang ini tidak kami lakukan , selama ini bantuan yang sudah diberikan tidak bisa berkelanjutan, hanya selesai kalau sudah rampung laporan pertanggungjawaban, setelah itu ya..... tidak tahu " kata Ponimin ketika ditemui Sabtu 23/2/19

Dikatakan, program kegiatan ekonomi produktif sistem bertani lahan sempit dengan hidroponik memang baru bejalan satu bulan dilaksanakan, namun telah terlihat perkembangannya, setidaknya kami sudah tahu dan paham cara bertanam dengan sistem  hidroponik.

Kelompok saya jadwal untuk merawat tanaman, karena sebagian dari anggota kelompok kami memang masih mempunyai kegiatan diluar. Rencananya sebagian dari hasil usaha ekonomi produktif ini akan kami kembangkan memjadi usaha lain, dan juga digunakan  untuk menata lingkungan Kampung , misal membuat saluran drainase, mengolah sampah, dll.

Bahkan saat ini tidak sedikit masyarakat yang dengan keingian sendiri memanfaatkan pekarangan rumah mereka, walaupun luasnya tidak seberapa, menjadi lahan bercocok tanam dengan menggunakan teknologi hidroponik.

"Oleh karena itu kami akan terus mendorong masyarakat memanfaatkan lahan yang dimiliki menjadi areal hidroponik, didukung dengan teman teman yang tergabung dalam kelompok Agro Wira Arsa," kata Ponimin yang didampingi anggota Kelompok Hidroponik.

Menurut Ketua Kelompok Hidroponik Agro Wira Arsa Dusun Ngendo, berdasarkan perhitungan kasar apabila semua lahan warga Dusun Ngendo bisa dimanfaatkan untuk hidroponik maka seperti menanam di area tanah seluas 10 hektare lahan.
"Ini hasil pendataan sementara khusus untuk Dusun kami saja,  tinggal kalikan aja kalau misal 1 hektar tertanami sawi atau bayam," katanya.

Dengan ketersediaan lahan konversi 10 hektare tersebut, pihaknya berencana dapat mengelola berbagai tanaman hortikultura dengan sistem hidroponik sehingga ke depan Dusun Ngendo bisa menjadi daerah penghasil hortikultura hidroponik yang jauh lebih  sehat dan nilai ekonomisnya lebih tinggi.

"Saya saja hanya memiliki lahan hidroponik 150m, tapi bisa ditanami setara dengan satu 0.5 hektare lahan konvensional. Apalagi ini ada potensi 10 hektare," ujarnya.

Selamat kepada Kelompok dan penggagas Agro Wira Arsa, semoga bisa segera terlaksana yang diimpikan,itu bisa menjadi potensi baru pendapatan daerah.  (*)

Pewarta   : D alisyah Editor : Tri WNA COPYRIGHT  2019
Share:

Menanam Sistem Hidoponik Pemula



Agro wira - hidroponirk bisa jadi cara menanam tanaman yang efektif. Cara ini sangat simpel karena untuk menanam tumbuhan tidak lagi diperlukan tanah dan lahan yang luas. Dengan memakai cara menanam hidroponik, maka Anda tidak perlu lagi memusingkan diri akan menanam di mana, karena Anda bisa menanam di mana pun. Anda bisa menggunakan bahan bekas dan bisa menggantungkannya di tembok. Tidak hanya itu saja, media bertanam menggunakan air ini bisa mengasah kreativitas Anda untuk mengolah tanaman.

Pada sistem hidroponik, maka hasil panen akan lebih cepat. tetapi Anda juga harus memperhatikan aspek lain yaitu; ketepatan dalam pemberian nutrisi, intensitas cahaya, dan juga suhu di sekitar tanaman tumbuh. Bagi Anda yang pemula, hal yang harus Anda perhatikan adalah air nutrisi yang benar-benar tepat dan dapat terserap dengan sempurna. Hal ini karena dengan memakai cara hidroponik, maka nutrisi yang didapatkan hanya melalui air nutrisi saja.

Bagi Anda pemula yang masih bingung dengan cara bertanam hidroponik,Cara menanam hidroponik
Ada beberapa cara untuk melakukan bertanam hidroponik


1. Cara menanam hidroponik menggunakan WICK


Cara penanaman model ini adalah yang paling sederhana. Model ini banyak disukai karena pembuatannya yang mudah serta bahan-bahan yang digunakan sangat mudah didapatkan serta murah. Bahkan anda bisa menggunakan barang bekas, yang perlu anda peryiapkan :

-Botol air mineral 1
-Alat pemotong
-Sumbu kompor atau kain flanel
-Alat untuk melubangi bisa berupa solder atau paku
-Air nutrisi
Cara membuat :

Potong botol bekas menjadi 2 bagian.
Lubangi tutup botol.
Gabungkan ke dua bagian botol. Caranya adalah dengan membalik bagian moncong botol menghadap ke bawah.
Pasang sumbu kompor atau kain flanel pada lubang di tutup botol, pastikan sumbu atau kain bisa menyerap air nutrisi.
Tanam bibit tanaman pada bagian atas botol dengan tanah secukupnya.
Isi bagian botol bawah dengan air nutrisi


2. Cara menanam hidroponik menggunakan NFT (Nutrient Film Technique)



Cara ini merupakan cara paling populer yang digunakan oleh banyak orang dalam mengaplikasikan cara menanam hidroponik.

Cara menanamnya sebagai berikut :

Siapkan beberapa pipa atau talang, dan pompa.
Lubangi pipa sesuai dengan panjangnya. Pastikan jarak satu lubang dan lubang yang lain sama.
Susun pipa atau talang yang dipersiapkan untuk menjadi tempat menanam tanaman.
Siapkan penampung pada ujung pipa yang lebih rendah.
Pasang pompa untuk mengalirkan air nutrisi agar alirannya maksimal
Cara satu ini memiliki konsep dasar menanam akar tanamannya tumbuh pada bagian lapisan nutrisi yang tidak dalam dan menjaga sirkulasinya agar tanaman tetap mendapat nutrisi, oksigen, dan air secara baik dan tercukupi.
Dengan memakai ke dua cara menanam sayuran dan cara menanam tumbuhan dengan cara hidroponik, Anda bisa menghemat tempat dan waktu untuk perawatan. Semoga bermanfaat.
Share:

Blogroll

Popular Posts

Artikel Terbaru

sekapur

lahan pertanian dan bercocok tanam kian tergerus perumahan penduduk dan industri. kritisnya lahan hijau, kebutuhan lahan seiring laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan, Muncul keprihatinan, hadir komunitas Agro Wira ARSA, kemandirian masyarakat, penyediaan ketersediaan pangan system hidroponik, peningkatan kualitas pengetahuan, usaha pertanian hidroponik produktif, pelestarian lingkungan hidup, masyarakat mandiri sejahtera dan bahagia, menanam sayuran, Pelatihan hidroponik, praktek hidroponik, pemberdayaan masyarakat diharapkan lahir agen-agen perubahan yang diyakini ada di masyarakat binaan

Tentang Kami

Hubungi

Nama

Email *

Pesan *

Followers

Pengunjung

Follow us on Facebook :P